Arsip Blog

Fungsi Investasi


Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan.

Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi.

Y = C + S
Y = C + I
Sehingga I = S

Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara tambahan investasi dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Fungsi investasi dapat digambarkan melalui kurva MEC (Marginal Eficiency of Capital). MEC atau efisiensi modal marjinal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal. Konsep MEC merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh John Maynard Keynes dalam bukunya General Theory (1936). Fungsi investasi dipandang sejenis dengan kurva permintaan. Semakin rendah tingkat bunga (biaya investasi), semakin besar tambahan barang modal (investasi). Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin kecil tambahan barang modal. Jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga, permintaan investasi akan meningkat.

Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga, tingkat investasi akan menurun. Istilah MEC kemudian diganti dengan nama MEI (Marginal Eficiency of Investment) karena yang dimaksud bukan jumlah modal, tetapi kenaikan atau tambahan modal. Marginal diartikan sebagai tambahan investasi baru, dan eficiency berarti dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Dengan menggunakan konsep marginal eficiency dari investasi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan berbanding terbalik (korelasi negatif) antara tingkat suku bunga dan jumlah investasi ( permintaan investasi) yang akan dilakukan pada suatu periode tertentu.


MEC dan MEI adalah dua konsep yang sama yang menggambarkan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal (investasi). Jika tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga, pengusaha akan meminjam uang dari perbankan atau pasar modal untuk melakukan investasi. Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi lebih rendah dari tingkat bunga yang berlaku, pengusaha tidak akan meminjam uang dari bank dan tidak akan melakukan investasi, mungkin akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank.

Hubungan antara investasi, tingkat pengembalian yang diharapkan, dan tingkat suku bunga yang berlaku dapat lebih jelas dalam contoh berikut.

Seandainya tingkat suku bunga bank yang berlaku adalah 8 persen, seorang yang bertindak rasional akan melakukan investasi. Jika keuntungan yang diharapkan minimal sama atau lebih dari 8 persen, misalnya 10 persen atau 12 persen. Ia tidak akan melakukan investasinya pada tingkat suku bunga lebih rendah dari tingkat suku bunga yang sedang berlaku, misalnya 5 persen atau 3 persen. Mengapa? Tentunya bagi dia akan lebih menguntungkan jika ia menyimpan uangnya di bank karena akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari bunga, yaitu 8 persen.

Misalnya, investasi senilai 100 miliar rupiah akan menghasilkan keuntungan 12 persen. Tambahan investasi baru senilai 50 miliar rupiah akan menyebabkan keuntungan turun menjadi 10 persen dan tambahan investasi baru sebesar 50 miliar rupiah lagi akan menyebabkan potensi keuntungan menurun menjadi 8 persen, demikian seterusnya. 

Bagikan :




0 komentar:

Posting Komentar

Berita Tekno Terbaru

Berita Tekno Terbaru
it-jurnal.com

review Film Terbaik

Cloud Service Provider

About Us -|- Contact Us- | -Disclaimer-| -Daftar ISI