![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiJsLaQLtLFRd7CQhhCfGaWRwtSu3furIcNze035FT2_YyFTRyYBV5CtDXRitGvBdcoY8iL3g9bZC0TjuHq8dlhleiA1mkxonT4iyIGqR9cTvR5CS16B-RsCHs8rSXurpbeg1hDHoQ0byK/s1600/ActivityBasedCosting.jpg)
Activity Based
Costing pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok produk (cost good of
manufactured) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk
secara cermat untuk kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat
konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk.
Tujuan
Activity Based Costing adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi
dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian
mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian
aktivitas setiap produk.
Full Costing dan variable Costing
(konvensional) menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada fase produksi
saja, sedangkan untuk Activity Based Costing menitikberatkan penentuan harga
pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang terdiri dari :
1. Fase
design dan pengembangan produk
•
Biaya design (design expenses)
•
Biaya pengujian (testing expenses)
2. Fase
produksi
•
Unit level activity cost
•
Batch level activity cost
•
Product sustaining activity cost
•
Facility sustaining activity cost
3. Fase
dukungan logistik
•
Biaya iklan (advertising expenses)
•
Biaya distribusi (distribution expenses)
•
Biaya garansi produk (product guarantee
expenses)
Bagikan :
0 komentar:
Posting Komentar